Nilai Tradisi

BUDAYA Lokal & Warisan Budaya

Posted on November 21, 2008. Filed under: Kraton Yogyakarta, Mataram Yogyakarta, Nilai Tradisi | Tag:, , , |

BUDAYA LOKAL Sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya

source: http://www.bksnt.jogja.com, and posted by Cakra Prabu Krisna & tipikor99

Masyarakat terbentuk melalui sejarah yang panjang, perjalanan berliku, tapak demi tapak, trial and error. Pada titik-titik tertentu terdapat peninggalan-peninggalan yang eksis atau terekam sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya. Warisan budaya, menurut Davidson (1991:2) diartikan sebagai ‘produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok dalam jatidiri suatu kelompok atau bangsa’. Jadi warisan budaya merupakan hasil budaya fisik (tangible) dan nilai budaya (intangible) dari masa lalu.

Nilai budaya dari masa lalu (intangible heritage) inilah yang berasal dari budaya-budaya lokal yang ada di Nusantara, meliputi: tradisi, cerita rakyat dan legenda, bahasa ibu, sejarah lisan, kreativitas (tari, lagu, drama pertunjukan), kemampuan beradaptasi dan keunikan masyarakat setempat (Galla, 2001: 12) Kata lokal disini tidak mengacu pada wilayah geografis, khususnya kabupaten / kota, dengan batas-batas administratif yang jelas, tetapi lebih mengacu pada wilayah budaya yang seringkali melebihi wilayah administratif dan juga tidak mempunyai garis perbatasan yang tegas dengan wilayah budaya lainnya. Kata budaya lokal juga bisa mengacu pada budaya milik penduduk asli (inlander) yang telah dipandang sebagai warisan budaya. Berhubung pelaku pemerintahan Republik Indonesia adalah bangsa sendiri, maka warisan budaya yang ada menjadi milik bersama. Ini berbeda situasinya dengan Negara Australia dan Amerika yang warisan budayanya menjadi milik penduduk asli secara eksklusif sehingga penduduk asli mempunyai hak untuk melarang setiap kegiatan pemanfaatan yang akan berdampak buruk pada warisan budaya mereka (Frankel, 1984). Sumber: http://www.bksnt-jogja.com/bpsnt2008/artikel_detail.php?id=208

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

TARAPAN Kraton Yogyakarta

Posted on November 21, 2008. Filed under: Kraton Yogyakarta, Mataram Yogyakarta, Nilai Tradisi | Tag:, |

TARAPAN Di Lingkungan Kraton Yogyakarta

source: http://www.bksnt.jogja.com, and posted by Cakra Prabu Krisna & tipikor99

Tarapan adalah suatu upacara peralihan atau life-cycle seorang gadis. Upacara tersebut dilaksanakan pada saat pertama kali si gadis haid. Pelaksanaan upacara tersebut pada setiap gadis tidak sama, ada yang masih duduk di SD, SMP, maupun SMA, dan tepatnya seminggu setelah haid atau setelah selesai haid diadakan upacara tarapan.

Di dalam upacara tarapan tidak lupa diadakan sesaji untuk roh-roh halus yang berada di sekeliling kita. Menurut kepercayaan, manusia hidup melalui beberapa tahap: masa dalam kandungan, kelahiran, akil-balig, dewasa, perkawinan dan kematian. Pada tiap tahap kehidupan, manusia menghadapi bahaya, kesialan, kegagalan, musibah, lebih-lebih mengancamnya pada saat peralihan dari tahap satu ke tahap selanjuntya. Maka saat peralihan tersebut disebut juga masa krisis, pancaroba, dan untuk memperkuat diri dengan cara memohon doa restu supaya berhasil tahap hidupnya yang baru saja ditinggalkannya, dengan mengadakan suatu upacara. Dalam upacara tersebut diadakan sesaji yang ditujukan kepada roh nenek moyang, roh halus yang berada di sekeliling tempat manusia yang bersangkutan. Dengan adanya sesaji tersebut dimaksudkan agar roh-roh jahat yang tinggal di sekeliling manusia tersebut menikmati sesaji tersebut sehingga tidak mengganggu orang yang sedang menjalani saat peralihan, dan dengan demikan mereka terhindar dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh roh-roh jahat tersebut. Selain sesaji juga tingkah-laku dan benda-benda yang dipergunakan dalam upacara terapan mengandung makna atau lambang-lambang tertentu yang bertujuan baik bagi kehidupan gadis yang bersangkutan di kelak kemudian hari.

Dewasa ini upacara terapan mulai banyak ditinggalkan, terutama masyarakat biasa. Namun di lingkungan kraton masih melestarikan sampai sekarang, walaupun pelaksanaan upacaranya lebih disederhanakan. Biarpun disederhanakan tetapi maksud dan tujuan tetap sama yaitu memohon perlindungan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan doa restu kepada pinisepuh supaya terhindar dari bahaya yang selalu mengancam dalam perjalanan masa remaja, sehingga selamat dan sejahtera hidupnya lebih-lebih bagi seorang remaja putri.

Selengkapnya : Laporan Penelitian JARAHNITRA No. 006A/P/1966. Sumber: http://www.bksnt-jogja.com/bpsnt2008/artikel_detail.php?id=177

Read Full Post | Make a Comment ( None so far )

    Tentang

    #Hamemayu Hayuning Bawono# Email: albertususada@yahoo.com, usadaku@gmail.com

    RSS

    Subscribe Via RSS

    • Subscribe with Bloglines
    • Add your feed to Newsburst from CNET News.com
    • Subscribe in Google Reader
    • Add to My Yahoo!
    • Subscribe in NewsGator Online
    • The latest comments to all posts in RSS

    Meta

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...